Jumat, 18 Maret 2022

"MoTion" Movie Recomendation Hereditary : Horor Manis Yang Sadis

sumber gambar : https://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/d/d9/Hereditary.png

           Hereditary dimulai dengan opening yang sudah mencekam di awal. Sebuah miniatur rumah yang di zoom-in secara perlahan membuat kita berpikir bahwa kita akan disuguhi jumpscare dari awal film. tapi ternyata....(find out by your self). 

           Film ini berkisah tentang Keluarga Graham yang terdiri dari Mr & Mrs. Graham dan dua anak nya Charlie dan Peter. Charlie adalah anak yang sedikit aneh, tertutup dan memiliki alergi terhadap kacang sedangkan kakaknya Peter adalah anak muda biasa dengan kehidupan seperti anak muda normal lainya.
         
           Sejak awal film dimulai Hereditary sarat dengan adegan yang depresif. Mrs.Graham yang berpidato di hari pemakaman ibunya terlihat begitu kusut dan menceritakan tentang ibunya semasa hidup. Kata-katanya yang tidak menyiratkan begitu banyak kesedihan namun justru lebih emosional membuat kesan depresif makin kental di film ini (FYI: sebenernya pidato pemakaman ini yang menjadi kunci untuk mengerti keseluruhan cerita ini).

          Teror demi teror mulai bermunculan setelah kematian sang nenek dan perangai sang ibu yang perlahan-lahan mulai berubah manipulatif dan semakin out of control. Charlie yang memang sudah ditampilkan dengan karakter misterius makin menambah teror pada film ini yang ternyata makin ketengah ceritanya malah membawa karakter Mr.Graham yang paling nalar sekalipun menjadi depresif. 

         Mungkin film ini bisa kita sandingkan dengan genre psychological horror lain seperti Get Out yang menuai banyak pujian, namun dalam film ini kekuatan cerita lebih ditonjolkan sehingga kesan mistis dan depresif akan menguar lebih kuat dari dalam. Rasa khawatir akan hal apa selanjutnya yang akan terjadi kepada keluarga ini dan sebenarnya apa yang terjadi menciptakan horor tersendiri yang justru makin menambah gelap dan kelam cerita ini. Kemunculan jumpscare yang sangat irit namun banyak menebar jebakan hampir jumpscare (hahaha apasih) justru membuat efek balik yang luar biasa menggelitik. Malah kita akan merasa kangen dengan jumpscare itu loh...masih ga habis pikir gimana caranya seorang sutradara sangat mengerti akan kondisi psikologi para penontonya yang sudah sangat terbiasa dengan taburan ranjau jumpscare dari film-film sejenis lainnya justru dibuat gemes dan tergelitik dengan iritnya kemunculan si ranjau kaget di film ini.

        Kebagian akhir cerita kita disuguhkan dengan pemandangan-pemandangan yang membuat kita menahan ngilu dan mual dengan apa yang kita lihat. Semuanya terasa begitu kuat, lengkap dan sempurna untuk sebuah film horror yang bagus, namun sayangnya satu scene spesifik yang bahkan kuran dari 10 detik membuyarkan (bagiku loh) seluruh kebrilian-an yang tercipta dan dibawa sebelumnya. 

       Bila kita membahas kualitas akting para pemain jujur saja, dan jelas saja favoritku adalah Toni Collete yang memerankan tokoh sang ibu. Toni bermain sangat total, lepas dan emosinya benar-benar bisa membawa kita merasakan bagaimana perasaan seorang ibu yang ingin menyelamatkan keluarga nya dari bahaya namun kemudian ternyata dia sendirilah sumber dari semua masalah ini. 

    Jujur saja, aku bukan lah penikmat film horor militan yang semua film horor aku bisa tonton. Bahkan beberapa film horor yang populer di kalangan pecinta film horor ada yang aku lewatkan karena tidak terlalu sesuai dengan selera filmku, tapi film Hereditary ini membuat aku ketagihan dengan karyanya Ari Aster. So, kalau di akhir minggu kalian belum ada rencana, aku rekomendasikan kalian untuk menonton film horor yang manis dan sadis ini. 


Rate: 8 out of 10
recomended